THE BALL’S CONQUEROR
Asep Sukroko Winandar, An
English Student Department of Lancang Kuning University. He was born in
Pekanbaru, 3 Oktober 1995. He began to interest with sport since childhood. He
was often to exercise everytime to playing football with his friend. When he
was in Elementary School 043 Pekanbaru, He joined O2SN Football and his team
had winner as deputy Rumbai and Pesisir district. Besides, he also The Winner
1st as only one of deputy in Chess Compitition. Since then, he was famous at
school. He always grateful to Allah Swt because made him got the chance to
explore his skill.
Futhermore, in Junior High
School 29, Asep saw the opportunities exist to play football again. He joined
the football team. In season of competition his team followed Cendana Cup as Runner-up 2 and Also Runner-up 3 in the
next year. When he played football, it is the happinest in his life which he
did not forget and it unexpected to saw much of supporter which supported his
team.
Then, in Vacation High School
5, The Interesting to still playing footbal never extinct. He followed Liga
Pendidikan Indonesia Competition when he was first grade student. Although he
was not get winner but he succesful to ¼ Final. He was dissapointed because the
problem is due to congestion on the road. His team came late. But, Asep was
still optimistic and received his lose.
Asep is a man who is over
love the football. It is a part of his life. Even thought, he can not defend his
performance to get The Winner. At least, he has tried as much as possible to
achieve his desire to play ball. For Asep, its not important to win or lose, he
said the most important is we must do show our best and happy to do it in our
life.
Hasrat yang Tak Pernah Padam
Asep Sukroko Winandar adalah anak
pertama dari Bapak Erwin dan Ibu Ermida. Ia mempunyai seorang adik yang bernama
Suhainah Nuraini yang masih sekolah dasar. Mereka selalu mendukungnya dalam situasi
apapun dan selalu berusaha memberi segala keperluannya. Meskipun Asep orangnya
pendiam dan cuek terhadap sesuatu, disisi lain, ketika dirumah Ia suka membantu
orangtuanya dengan menyapu rumah dan halaman.
Sejak kecil Asep bercita-cita ingin
jadi seorang pemain sepak bola karena Ia sangat mencintai Hobinya itu. Namun,
Ia mulai berubah fikiran karena dia merasa zaman sekarang ini, Sangat sulit
persaingan dalam liga sepakbola, tidak seperti dulu, Ia dengan mudah bergabung
dalam team sebagai Perwakilan Kota. Walaupun begitu, kepandaiannya dalam
bermain bola memang sangat memuaskan.
Setelah lulus sekolah tahun 2014,
Asep menganggur dan pernah tinggal di Batam selama 6 Bulan sebelum akhirnya
mengikuti Tes Polisi. Ia bekerja sebagai Security di Palm Spring Golf selama
dua bulan. Ada kejadian yang tak terguga saat itu, Ia hampir saja dikeroyok
warga satu kampung karena Ia salah menangkap orang ketika jaga malam, Sehingga
warga menjadi marah karna sebenarnya orang itu telah minta izin kepada
pemiliknya.
Selain itu, Asep juga bergabung dalam
Club Sepak Bola di Batam. Meskipun kakinya pernah terkilir cukup parah. Namun,
dia sangat senang bisa menjadi satu-satunya orang Pekanbaru disana, yang pada
umumnya Club itu berisi orang dari Nusantara seperti Aceh, Sumbawa, Florest dan
lain-lain. Lalu, Ada juga orang dari Malaysia yang mengajarinya untuk menjadi
pemain bola professional.
Setelah sampai dipekanbaru Asep langsung
mendaftar Polisi. Baginya, menjadi Polisi itu merupakan pekerjaan yang disegani
orang dan masa depannya bisa terjamin. Berbagai usaha pun telah dilakukannya
seperti banyak belajar, jogging dan
berenang. Ia sempat tidur dilapangan SPN Pekanbaru saat hujan gerimis demi
menunggu hasil tesnya. Namun Ia tidak juga lulus setelah mengikuti tiga tes. Ia
gagal dalam tes Akademik salah satunya Bahasa Inggris.
Asep belum menyerah sampai disitu, Hasratnya
menjadi polisi masih tinggi sampai saat ini ketika dia telah menjadi
mahasiswa. Ia memilih prodi bahasa
inggris untuk meningkatkan kemampuannya sehingga pada saat test nanti nilai
bahasa inggrisnya bagus. Asep sudah tidak bisa lagi mengikuti tes BINTARA
karena batasan umur, Namun masih ada kesempatan untuk mengikuti tes TANTAMA
tahun depan.
Untuk menggapai cita-citanya Asep
akan terus berusaha agar kelak dia menjadi anak yang berguna bagi orangtuanya,
menjalani hidup ini dengan bahagia dan melakukan yang terbaik dengan tekat yang
kuat untuk menjadi seorang Polisi. Namun, jika tidak lulus juga Asep tidak
berkecil hati, Jika bukan nasibnya untuk jadi Polisi, Ia akan menjalani
perkuliahan dengan tujuan yang berbeda.