.

Rabu, 26 Oktober 2016

BIOGRAPHY ASEP SUKROKO WINANDAR

THE  BALL’S CONQUEROR

Asep Sukroko Winandar, An English Student Department of Lancang Kuning University. He was born in Pekanbaru, 3 Oktober 1995. He began to interest with sport since childhood. He was often to exercise everytime to playing football with his friend. When he was in Elementary School 043 Pekanbaru, He joined O2SN Football and his team had winner as deputy Rumbai and Pesisir district. Besides, he also The Winner 1st as only one of deputy in Chess Compitition. Since then, he was famous at school. He always grateful to Allah Swt because made him got the chance to explore his skill.

Futhermore, in Junior High School 29, Asep saw the opportunities exist to play football again. He joined the football team. In season of competition his team followed Cendana Cup  as Runner-up 2 and Also Runner-up 3 in the next year. When he played football, it is the happinest in his life which he did not forget and it unexpected to saw much of supporter which supported his team.

Then, in Vacation High School 5, The Interesting to still playing footbal never extinct. He followed Liga Pendidikan Indonesia Competition when he was first grade student. Although he was not get winner but he succesful to ¼ Final. He was dissapointed because the problem is due to congestion on the road. His team came late. But, Asep was still optimistic and received his lose.

Asep is a man who is over love the football. It is a part of his life. Even thought, he can not defend his performance to get The Winner. At least, he has tried as much as possible to achieve his desire to play ball. For Asep, its not important to win or lose, he said the most important is we must do show our best and happy to do it in our life.


Hasrat yang Tak Pernah Padam

Asep Sukroko Winandar adalah anak pertama dari Bapak Erwin dan Ibu Ermida. Ia mempunyai seorang adik yang bernama Suhainah Nuraini yang masih sekolah dasar. Mereka selalu mendukungnya dalam situasi apapun dan selalu berusaha memberi segala keperluannya. Meskipun Asep orangnya pendiam dan cuek terhadap sesuatu, disisi lain, ketika dirumah Ia suka membantu orangtuanya dengan menyapu rumah dan halaman.

Sejak kecil Asep bercita-cita ingin jadi seorang pemain sepak bola karena Ia sangat mencintai Hobinya itu. Namun, Ia mulai berubah fikiran karena dia merasa zaman sekarang ini, Sangat sulit persaingan dalam liga sepakbola, tidak seperti dulu, Ia dengan mudah bergabung dalam team sebagai Perwakilan Kota. Walaupun begitu, kepandaiannya dalam bermain bola memang sangat memuaskan.

Setelah lulus sekolah tahun 2014, Asep menganggur dan pernah tinggal di Batam selama 6 Bulan sebelum akhirnya mengikuti Tes Polisi. Ia bekerja sebagai Security di Palm Spring Golf selama dua bulan. Ada kejadian yang tak terguga saat itu, Ia hampir saja dikeroyok warga satu kampung karena Ia salah menangkap orang ketika jaga malam, Sehingga warga menjadi marah karna sebenarnya orang itu telah minta izin kepada pemiliknya.

Selain itu, Asep juga bergabung dalam Club Sepak Bola di Batam. Meskipun kakinya pernah terkilir cukup parah. Namun, dia sangat senang bisa menjadi satu-satunya orang Pekanbaru disana, yang pada umumnya Club itu berisi orang dari Nusantara seperti Aceh, Sumbawa, Florest dan lain-lain. Lalu, Ada juga orang dari Malaysia yang mengajarinya untuk menjadi pemain bola professional.

 Setelah sampai dipekanbaru Asep langsung mendaftar Polisi. Baginya, menjadi Polisi itu merupakan pekerjaan yang disegani orang dan masa depannya bisa terjamin. Berbagai usaha pun telah dilakukannya seperti banyak  belajar, jogging dan berenang. Ia sempat tidur dilapangan SPN Pekanbaru saat hujan gerimis demi menunggu hasil tesnya. Namun Ia tidak juga lulus setelah mengikuti tiga tes. Ia gagal dalam tes Akademik salah satunya Bahasa Inggris.

Asep belum menyerah sampai disitu, Hasratnya menjadi polisi masih tinggi sampai saat ini ketika dia telah menjadi mahasiswa.  Ia memilih prodi bahasa inggris untuk meningkatkan kemampuannya sehingga pada saat test nanti nilai bahasa inggrisnya bagus. Asep sudah tidak bisa lagi mengikuti tes BINTARA karena batasan umur, Namun masih ada kesempatan untuk mengikuti tes TANTAMA tahun depan.

Untuk menggapai cita-citanya Asep akan terus berusaha agar kelak dia menjadi anak yang berguna bagi orangtuanya, menjalani hidup ini dengan bahagia dan melakukan yang terbaik dengan tekat yang kuat untuk menjadi seorang Polisi. Namun, jika tidak lulus juga Asep tidak berkecil hati, Jika bukan nasibnya untuk jadi Polisi, Ia akan menjalani perkuliahan dengan tujuan yang berbeda.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar